Ciri-ciri penyakit bronkitis yang
paling umum adalah nafsu makan yang berkurang dan mengalami demam. Kebutuhan
energi yang meningkat tanpa disertai asupan makanan yang cukup tentu akan menyebabkan
tubuh kekurangan energi. Pada orang yang kekurangan gizi, cadangan lemak dan
karbohidrat mungkin tidak ada atau tidak mencukupi, sehingga tubuh terpaksa memecah
protein dari jaringan otot. Akibatnya, pasien akan semakin kurus karena
kehilangan massa ototnya. Namun untuk memastikan diagnosis bawah seseorang
menderita penyakit bronkitis,
tidak bisa hanya dilihat dari ciri-ciri
penyakit bronkitis.
Melainkan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium, sehingga seseorang bisa diketahui dengan pasti
apakah dia menderita bronkitis atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
memeriksa dahak penderita ke laboratorium apakah mengandung kuman atau tidak.
Selain itu juga akan di lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, meskipun ini
bukan yang utama.
Pada pasien dengan bronkitis akut, batuk umumnya berlangsung
dari 10-20 hari. Dahak mungkin akan terlihat jelas berwarna kuning, hijau, atau
bahkan darah. Perubahan warna dahak adalah karena peroksidase dirilis oleh
leukosit dalam dahak, sehingga warna saja tidak dapat dianggap sebagai indikasi
infeksi bakteri. Demam adalah tanda yang relatif tidak biasa dan, jika disertai
dengan batuk, menunjukkan baik influenza atau pneumonia. Mual, muntah, dan
diare jarang terjadi. Kasus yang parah dapat menyebabkan nyeri dada. Gejala-gejala
penyakit bronkitis akut adalah demam ringan, sakit kepala ringan, rasa dingin,
suara parau dan bunyi napas mendesah, batuk yang membandel dan “Rasa muntah” di
belakang tulang dada.
Berdasarkan waktu berlangsungnya penyakit, bronkitis akut berlangsung
kurang dari 6 minggu dengan rata-rata 10-14 hari, sedangkan bronkitis kronis berlangsung
lebih dari 6 minggu. Secara umum keluhan pada bronkitis kronis dan bronkitis akut hampir
sama. Hanya saja keluhan pada bronkitis kronis
cenderung lebih berat dan lebih lama. Hal ini dikarenakan pada bronkitis kronis terjadi
penebalan (hipertrofi) otot-otot polos dan kelenjar serta berbagai perubahan
pada saluran pernapasan. Secara klinis, bronkitis kronis merupakan
penyakit saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk berdahak sedikitnya 3
bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.
Faktor-fakor penyebab tersering pada bronkitis kronis adalah
karena asap rokok (tembakau), debu dan asap industri, polusi
udara. Bronkitis kronis juga dapat dipicu oleh paparan berbagai macam polusi
industri dan tambang seperti batubara, fiber, gas, asap las, semen, dan
lain-lain. Keluhan dan gejala-gejala klinis bronkitis kronis adalah
sebagai berikut:
·
Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah
yang banyak. Dahak semakin banyak dan berwarna kekuningan (purulen) pada
serangan akut (eksaserbasi). Kadang dapat dijumpai batuk darah.
·
Sesak napas yang bersifat progresif (semakin berat)
saat beraktifitas.
·
Terkadang terdengar suara mengi (ngik-ngik).
·
Pada pemeriksaan dengan stetoskop (auskultasi)
terdengar suara krok-krok terutama saat inspirasi (menarik napas) yang
menggambarkan adanya dahak di saluran napas.
Jika Anda menderita bronkitis kronis, paru-paru Anda secara
otomatis akan menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Anda mungkin membutuhkan vaksinasi flu tahunan
dan vaksinasi pneumonia. Tetapi jika dokter melarang Anda karena
alasan tertentu, jangan melakukan vaksinasi itu. Bronkitis kronis dapat diobati
dengan cara yang sama seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Untuk
mengencerkan mukosa atau dahak yang ada, obat yang bernama mucolytic bisa
dikonsumsi. Cara yang lainnya adalah dengan rehabilitasi paru. Hal ini
dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul. Untuk bronkitis kronis,
disarankan untuk menghindari obat-obatan yang dibeli bebas dari apotek, kecuali
dokter yang menyarankannya. Dokter akan meresepkan obat jika mukosa atau dahak
sulit untuk dikeluarkan. Bagi penderita bronkitis kronis, sangat disarankan
untuk berhenti merokok agar kondisinya tidak bertambah parah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar